Buku The Division Of LabourIn
Society merupakan suatu upaya Durkheim untuk mengkaji suatu gejala yang sedang
melanda masyarakat yaitu pembagian kerja. Durkheim mengemukakan bahwa di bidang
perekonomian seperti dibidang industri modern terjadi penggunaan mesin serta
konsentasi modal dan tenaga kerja yang mengakibatkan pembagian kerja dalam
bentuk spesialisasi dan pemisahan okupasi yang semakin rinci. Gejala pembagian
kerja tersebut dijumpai pula di bidang perniagaan dan pertanian, dan tidak
terbatas pada bidang ekonomi, tetapi melanda pula bidang-bidang kehidupan lain
: hukum, politik, kesenian, dan bahkan juga keluarga. Tujuan kajian Durkheim
ialah untuk memahami fungsi pembagian kerja tersebut, serta untuk mengetahui
faktor penyebabnya.
Durkheim melihat bahwa setiap
masyarakat manusia memrlukan solidaritas. Ia membedakan antara dua tipe utama
solidaritas: solidaritas mekanik dan solidaritas organik. Solidaritas mekanik
merupakan suatu tipe solidaritas yang didasarkan atas persamaan. Menurut
Durkheim solidaritas mekanik dijumpai pada masyarakat yang masih sederhana yang
dinamakan masyarakat segmental. Pada masyarakat seperti ini belum terdapat
pembagian kerja yang berarti : apa yang dapat dilakukan oleh seorang anggota
masyarakat biasaya dapat dilakukan pula oleh orang lain. Dengan demikian tidak
terdapat saling ketergantungan antara kelompok berbeda, karena masing-masing
kelompok dapat memenuhi kebutuhanya sendiri dan masing-masing kelompok pun
terpisah satu dengan yang lain. Tipe solidaritas yang didasrkan atas
kepercayaan dan setiakawan ini diikat oleh apa yang oleh Durkheim dinamakan
conscience collective yaitu suatu sistem kepercayaan dan perasaan yang menyebar
merata pada semua anggota masyarakat. Lambat laun pembagian kerja dalam masyarakat
semakin berkembang sehingga solidaritas mekanik berubah menjadi solidaritas
organik. Pada masyarakat dengan solidaritas organik masing-masing anggota
masyarakat tidak lagi dapat memenuhi semua kebutuhanya sendiri melainkan
ditandai oleh saling ketergantungan yang besar dengan orang atau kelompok lain.
Solidaritas organik merupakan suatu sistem terpadu yang terdiri atas bagian
yang saling tergantung laksana bagian suatu organisme biologi. Berbeda dengan
solidaritas mekanik yang didasarkan pada hati nurani kolektif maka solidaritas
organik didasarkan pada hukum dan akal.
Dalam buku The Division Of Labour ini Durkheim menekankan pada arti penting pembagian kerja dalam masyarakat, karena menurutnya fungsi pembagian kerja adalah untuk meningkatkan solidaritas. Pembagian kerja yang berkembang pada masyarakat dengan solidaritas mekanik tidak mengakibatkan disintegrasi masyarakat yang bersangkutan, tetapi justru meningkatkan solidaritas karena bagian masyarakat menjadi saling tergantung .
Dalam buku The Division Of Labour ini Durkheim menekankan pada arti penting pembagian kerja dalam masyarakat, karena menurutnya fungsi pembagian kerja adalah untuk meningkatkan solidaritas. Pembagian kerja yang berkembang pada masyarakat dengan solidaritas mekanik tidak mengakibatkan disintegrasi masyarakat yang bersangkutan, tetapi justru meningkatkan solidaritas karena bagian masyarakat menjadi saling tergantung .
Dalam buku The Division Of Labour
ini, perhatianya tertuju pada upaya membuat analisis komparatif mengenai apa
yang membuat masyarakat bisa dikatakan berada dalam keadaan primitif atau
modern. Ia menyimpulkan bahwa masyarakat primitif dipersatukan terutama oleh
fakta sosial non material, khususnya oleh kuatnya ikatan moralitas bersama,
atau oleh apa yang ia sebut sebagai Kesadaran Kolektif yang kuat. Tetapi,
karena kompleksitas masyarakat modern, kekuatan kesadaran kolektif itu telah
menurun. Ikatan utama dalam masyarakat modern adalah pembagian kerja yang
ruwet, yang mengikat orang yang satu dengan orang yang lainya dalam hubungan
saling tergantung. Tetapi, menurut Durkheim, pembagian kerja dalam masyarakat
modern menimbulkan berberapa patologi. Dengan kata lain, divisi kerja bukan
metode yang memadai yang dapat membantu manyatukan menganggap revolusi tak
diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Menurutnya, berbagai reformasi dapat
memperbaiki dan menjaga sistem sosial modern agar tetap berfungsi. Meski ia
mengakui bahwa tak mungkin kembali ke masa lalu dimana kesadaran kolektif masih
menonjol, namun ia menganggap bahwa dalam masyarakat modern moralitas bersama
dapat diperkuat dan karena itu manusia akan dapat menanggulangi penyakit sosial
yang mereka alami dengan cara yang lebih baik .
Durkheim mengkaji masyarakat
ideal berdasarkan konsep solidaritas sosial. Solidaritas sosial menunjuk pada
satu keadaan hubungan antara individu dan atau kelompok yang berdasarkan pada
perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang diperkuat oleh
pengalaman emosional bersama. Ikatan solidaritas sosial menurutnya lebih
mendasar daripada hubunga kontraktual yang dibuat atas persetujuan rasional,
karena hubungan-hubungan serupa itu mengandaikan sekurang-kurangnya satu
derajat konsensus terhadap prinsip-prinsip moral yang menjadi dasar kontrak
itu. Solidaritas sosial ini terbagi kepada dua bagian : solidaritas mekanik dan
solidaritas organik.
Solidaritas mekanik pada suatu
“kesadaran kolektif” bersama, yang menunjuk pada totalitas kepercayaan-kepercayaan
dan sentimen-sentimen bersama yang tergantung pada individu-individu yang
memiliki sifat-sifat yang sama dan menganut kepercayaan dan pola normatif yang
sama pula. Karena itu, individualitas tidak berkembang; individualitas itu
terus-menerus dilumpuhkan oleh tekanan yang besar sekali untuk konformitas.
Ciri khas yang penting dari solidartas mekanik adalah bahwa solidaritas itu
didasarkan pada suatu tingkat homogenitas yang tinggi dalam kepercayaan,
sentimen dan sebagainya. Homogenitas serupa itu hanya mungkin kalau pembagian
kerja sangat minim. Sebaliknya solidaritas organik muncul karena pembagian
kerja bertambah besar. Solidaritas itu berdasarkan pada tingkat saling
ketergantungan yang tinggi. Saling ketergantungan itu bertambah sebagai hasil
dari bertambahnya spesialisasi dalam pembagian pekerjaan, yang memungkinkan dan
juga menggairahkan bertambahnya perbedaan di kalangan individu. Munculnya
perbedaan-perbedaan di tingkat individu ini merombak kesadaran kolektif itu,
yang pada gilirannya menjadi kurang penting lagi dasar untuk keteraturan sosial
dibandingkan dengan saling ketergantungan fungsional yang bertambah antara
individu-individu yang memiliki spesialisasi dan secara relatif lebih otonom
sifatnya.
Bila diskemakan maka dua solidaritas itu bisa dilihat dari
skema di bawah ini
1. Solidaritas mekanik
- Individualitas rendah
- Keterlibatan komunitas dalam menghukum orang yang menyimpang
- Bersifat primitif-pedesaan
- Konsensus terhadap pola-pola normatif penting
- Pembagian kerja rendah
- Kesadaran kolektif kuat
- Hukum represif dominan
- Individualitas rendah
- Keterlibatan komunitas dalam menghukum orang yang menyimpang
- Bersifat primitif-pedesaan
- Konsensus terhadap pola-pola normatif penting
- Pembagian kerja rendah
- Kesadaran kolektif kuat
- Hukum represif dominan
2. Solidaritas
organik
- Kesadaran kolektif lemah
- Secara relatif saling ketergantungan rendah
- Pembagian kerja tinggi
- Hukum restitutif dominan
- Individualitas tinggi
- Konsensus pada nilai-nilai abstrak dan umum penting
- Badan-badan kontrol sosial yang menghukum orang yang menyimpang
- Bersifat industrialis – perkotaan
- Saling ketergantungan tinggi
- Kesadaran kolektif lemah
- Secara relatif saling ketergantungan rendah
- Pembagian kerja tinggi
- Hukum restitutif dominan
- Individualitas tinggi
- Konsensus pada nilai-nilai abstrak dan umum penting
- Badan-badan kontrol sosial yang menghukum orang yang menyimpang
- Bersifat industrialis – perkotaan
- Saling ketergantungan tinggi
Sosiolog Emile Durkheim menamakan
hal pembagian kerja tersebut dengan sebutan solidaritas. Selanjutnya, Durkheim
membagi jenis solidaritas tersebut ke dalam dua bentuk sesuai dengan
perkembangan masyarakat saat itu dan hingga kini rasanya masih relevan untuk
dikemukakan.
Pertama, solidaritas organik.
Yakni, solidaritas yang terbangun antara sesama manusia yang didasari
akar-akar humanisme serta besarnya tanggung jawab dalam kehidupan sesama. Solidaritas tersebut
mempunyai kekuatan sangat besar dalam membangun
kehidupan harmonis antara sesama. Karena itu, landasan solidaritas tersebut lebih bersifat lama dan tidak
temporer.
Kedua, solidaritas mekanistik. Bentuk hubungan antarsesama selalu dilandaskan pada hubungan sebab akibat (kausalitas), bukan pada kesadaran akan nilai-nilai kemanusiaan. Hubungan yang terjalin lebih bersifat fungsional sehingga lebih temporer sifatnya. Pada tataran lebih luas, bisa saja solidaritas yang terbangun di dalamnya didasarkan pada kacamata niaga, yang di dalamnya berlaku hukum untung rugi.
Kedua, solidaritas mekanistik. Bentuk hubungan antarsesama selalu dilandaskan pada hubungan sebab akibat (kausalitas), bukan pada kesadaran akan nilai-nilai kemanusiaan. Hubungan yang terjalin lebih bersifat fungsional sehingga lebih temporer sifatnya. Pada tataran lebih luas, bisa saja solidaritas yang terbangun di dalamnya didasarkan pada kacamata niaga, yang di dalamnya berlaku hukum untung rugi.
Menurut Emile Durkheim,
solidaritas sosial adalah “kesetiakawanan yang menunjuk pada satu keadaan
hubungan antara individu dan atau kelompok yang didasarkan pada perasaan moral
dan kepercayaan yang dianut bersama yang diperkuat oleh pengalaman emosional
bersama”. Solidaritas sosial menurutnya, sebagaimana yang telah diungkapkan, di
bagi menjadi dua yaitu: pertama, mekanik adalah solidaritas sosial yang
didasarkan pada suatu “kesadaran kolektif” (collective consciousness) bersama
yang menunjuk pada totalitas kepercayaan-kepercayaan dan sentimen-sentimen
bersama yang rata-rata ada pada warga masyarakat yang sama itu. Yang ikatan
utamanya adalah kepercayaan bersama, cita-cita, dan komitmen moral. Sedangkan
yang kedua, organik adalah solidaritas yang muncul dari ketergantungan antara
individu atau kelompok yang satu dengan yang lainnya akibat spesialisasi
jabatan (pembagian kerja).
Dalam masyarakat modern, demikian pendapatnya, pembagian kerja yang sangat kompleks menghasilkan solidaritas 'organik'. Spesialisasi yang berbeda-beda dalam bidang pekerjaan dan peranan sosial menciptakan ketergantungan yang mengikat orang kepada sesamanya, karena mereka tidak lagi dapat memenuhi seluruh kebutuhan mereka sendiri. Dalam masyarakat yang ‘mekanis’, misalnya, para petani gurem hidup dalam masyarakat yang swa-sembada dan terjalin bersama oleh warisan bersama dan pekerjaan yang sama. Dalam masyarakat modern yang 'organik', para pekerja memperoleh gaji dan harus mengandalkan orang lain yang mengkhususkan diri dalam produk-produk tertentu (bahan makanan, pakaian, dll) untuk memenuhi kebutuhan mereka. Akibat dari pembagian kerja yang semakin rumit ini, demikian Durkheim, ialah bahwa kesadaran individual berkembang dalam cara yang berbeda dari kesadaran kolektif – seringkali malah berbenturan dengan kesadaran kolektif.
Durkheim menghubungkan jenis solidaritas pada suatu masyarakat tertentu dengan dominasi dari suatu sistem hukum. Ia menemukan bahwa masyarakat yang memiliki solidaritas mekanis hukum seringkali bersifat represif: pelaku suatu kejahatan atau perilaku menyimpang akan terkena hukuman, dan hal itu akan membalas kesadaran kolektif yang dilanggar oleh kejahatan itu; hukuman itu bertindak lebih untuk mempertahankan keutuhan kesadaran. Sebaliknya, dalam masyarakat yang memiliki solidaritas organic, hukum bersifat restitutif: ia bertujuan bukan untuk menghukum melainkan untuk memulihkan aktivitas normal dari suatu masyarakat yang kompleks.
Dalam masyarakat modern, demikian pendapatnya, pembagian kerja yang sangat kompleks menghasilkan solidaritas 'organik'. Spesialisasi yang berbeda-beda dalam bidang pekerjaan dan peranan sosial menciptakan ketergantungan yang mengikat orang kepada sesamanya, karena mereka tidak lagi dapat memenuhi seluruh kebutuhan mereka sendiri. Dalam masyarakat yang ‘mekanis’, misalnya, para petani gurem hidup dalam masyarakat yang swa-sembada dan terjalin bersama oleh warisan bersama dan pekerjaan yang sama. Dalam masyarakat modern yang 'organik', para pekerja memperoleh gaji dan harus mengandalkan orang lain yang mengkhususkan diri dalam produk-produk tertentu (bahan makanan, pakaian, dll) untuk memenuhi kebutuhan mereka. Akibat dari pembagian kerja yang semakin rumit ini, demikian Durkheim, ialah bahwa kesadaran individual berkembang dalam cara yang berbeda dari kesadaran kolektif – seringkali malah berbenturan dengan kesadaran kolektif.
Durkheim menghubungkan jenis solidaritas pada suatu masyarakat tertentu dengan dominasi dari suatu sistem hukum. Ia menemukan bahwa masyarakat yang memiliki solidaritas mekanis hukum seringkali bersifat represif: pelaku suatu kejahatan atau perilaku menyimpang akan terkena hukuman, dan hal itu akan membalas kesadaran kolektif yang dilanggar oleh kejahatan itu; hukuman itu bertindak lebih untuk mempertahankan keutuhan kesadaran. Sebaliknya, dalam masyarakat yang memiliki solidaritas organic, hukum bersifat restitutif: ia bertujuan bukan untuk menghukum melainkan untuk memulihkan aktivitas normal dari suatu masyarakat yang kompleks.
Menurut Durkheim Terjadi Suatu
evolusi berangsur-berangsur dari Solidaritas mekanis ke solidaritas organis
yang didasarkan atas pembagian kerja. Evolusi itu dapat dilihat dari
meningkatnya hukum restitutif yang mengakibatkan berkuranya hukum represif dan
dari melemahnya kesadaran kolektif. Surutnya keasadaran kolektif itu tampak
paling jelas didalamnya hilangnya arti agama. Dengan demikian maka terdapat lebih
banyak ruang bagi perbedaan-perbedaan individual. Tetapi Durkheim mengemukakan
pada waktu yang sama bahwa kesadaran kolektif dalam segi-segi tertentu justru
bertambah kuat, yaitu dimana kesadaran kolektif ini memberi tekanan kepada
martabat individu .
Jadi, perubahan masyarakat yang cepat karena semakin
meningkatnya pembagian kerja menghasilkan suatu kebingungan tentang norma dan
semakin meningkatnya sifat yang tidak pribadi dalam kehidupan sosial, yang
akhirnya mengakibatkan runtuhnya norma-norma sosial yang mengatur perilaku.
Durkheim menamai keadaan ini anomie. Dari keadaan anomie muncullah segala
bentuk perilaku menyimpang, dan yang paling menonjol adalah bunuh diri
Tidak ada komentar :
Posting Komentar